Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT, yang hanya bagi-Nya-lah segenap diri , shalat , ibadah , hidup dan mati hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam.
Iman (الإيمان) secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
Perkataan iman yang berarti 'Percaya dan membenarkan serta melaksanakan dengan amal perbuatan' itu disebutkan berkali - kali dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah Al Hujuraat ayat 15 yang bermaksud: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar". Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul.
Iman Atau Keimanan merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip atau juga pandangan dan sikap hidup.
Iman Atau Keimanan adalah adalah pembenaran dengan hati, perkataan dengan lisan dan pengamalan dengan anggota tubuh dan amal perbuatan, Iman adalah sumber energi jiwa manusia yang senantiasa memberikan kekuatan untuk bergerak menebar amal, kebenaran, kasih sayang, yang dilakukan semata - mata hanya untuk dan kepada Allah.
Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin iman dan mengalami krisis keyakinan, karena itu keimanan merupakan kekuatan yang mampu menyangga dan menyelamatkan hidup seorang hamba di dalam hati manusia. yang meyakini Allah Maha Esa , Maha Kuasa. Keimanan adalah sungguh-sungguh nikmat yang luar biasa, yang senantiasa patut disyukur.
Iman yang sejati adalah kuasa yang terbesar di alam semesta ini dan inilah kualitas yang menyebabkan kita berkenan kepada Allaah
Iman harus kita bangun di atas fondasi keberadaaan Allah, dan perlakuan-Nya terhadap orang yang mencari-Nya. Segera setelah benar-benar mempercayai kedua hal itu, kita mulai menyenangkan Allah, karena kita segera mencari-Nya. Makna dari mencari Allah adalah :
(1) Mempelajari kehendakNya,
(2) Menaati-Nya, dan
(3) Percaya janji-janjiNya.
Ketiga makna itu hendaknya menjadi komponen perjalanan kita sehari-hari. Tidak sedikit orang hanya mengutamakan iman pada titik ekstrim , terutama mengutamakan kemakmuran materi. karena itulah, sebagian orang ingin sekali melakukan pendekatan kepada pokok masalah itu. padahal seringkali di jelaskan didalam Alquran bahwa barang siapa yang lebih menyukai dan merasa tentram dengan kehidupan dunianya , mereka itulah orang yang melalaikan ayat - ayat Allah , dan mereka itulah penghuni neraka disebabkan oleh apa yang mereka perbuat ( Qs Yunus, Qs Ibrahim dan Qs Al Insaan.)
Kenapa mereka yang lebih menyukai dan merasa tentram dengan kehidupan dunia disebut melalaikan ayat - ayat Allah...? baca disini
Dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang kita lihat maupun yang tidak kita lihat, Iman dalam islam adalah termasuk kedalam “percaya kepada segala sesuatu yang tidak kita lihat.(Ghaib) Al Baqarah ayat 3” dengan demikian jika kita bisa lihat sesuatu atau rasakan dengan panca indera kita, maka tidak ada yang diragukan lagi. memang seringkali saat kita imani salah satu janji Allah, seringkali muncul keadaan yang menggoda kita untuk merasa ragu dan was-was (bisikan setan), atau kita melewati waktu ketika keadaan tampak seolah-olah Allah tak memenuhi janjiNya (ujian / cobaan kesabaran) karena keadaan kita tak berubah. Dalam keadaan demikian, kita perlu melawan rasa ragu, menjaga dengan iman, dan tetap yakin di dalam hati bahwa Allah selalu memenuhi janjiNya. Tak mungkin Allah berdusta.
Kenapa mereka yang lebih menyukai dan merasa tentram dengan kehidupan dunia disebut melalaikan ayat - ayat Allah...? baca disini
Dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang kita lihat maupun yang tidak kita lihat, Iman dalam islam adalah termasuk kedalam “percaya kepada segala sesuatu yang tidak kita lihat.(Ghaib) Al Baqarah ayat 3” dengan demikian jika kita bisa lihat sesuatu atau rasakan dengan panca indera kita, maka tidak ada yang diragukan lagi. memang seringkali saat kita imani salah satu janji Allah, seringkali muncul keadaan yang menggoda kita untuk merasa ragu dan was-was (bisikan setan), atau kita melewati waktu ketika keadaan tampak seolah-olah Allah tak memenuhi janjiNya (ujian / cobaan kesabaran) karena keadaan kita tak berubah. Dalam keadaan demikian, kita perlu melawan rasa ragu, menjaga dengan iman, dan tetap yakin di dalam hati bahwa Allah selalu memenuhi janjiNya. Tak mungkin Allah berdusta.
Hanya karena beberapa orang tenggelam di sungai bukanlah alasan kita untuk ikut tenggelam dan melupakan janji-janji-Nya. setiap orang telah memiliki dasar keimanan dan kefasikan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata'ala sejak dalam kandungan, adalah hak masing -masing orang untuk memilih.
Luruskan Niat , Mantapkan Hati , Amalkan dengan Perbuatan, Percayalah Janji Allah Itu Benar dan Allah Tidak Mengingkari Janji-Nya.
Wallahu A'lam
Luruskan Niat , Mantapkan Hati , Amalkan dengan Perbuatan, Percayalah Janji Allah Itu Benar dan Allah Tidak Mengingkari Janji-Nya.
Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment