Membela Orang Yang Terdzalimi

"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!" (QS An Nisaa' : 75)


Sistem - sistem dajjal telah merubah propaganda-propaganda yang buruk dan jauh dari syariat islam menjadi baik dan terpuji sedangkan hukum Allaah dan syariat Rosulullah telah dipandang buruk, semua di rubah dan diputar balikkan , otak - otak generasi ini telah diracuni oleh sistem-sistem dan pemikiran ingkar kepada keberadaan Sang Pencipta.

Gambaran kebuasan-kebuasan manusia itu dinilai sebagai suatu perkembangan zaman dan telah dianggap sebagai hal yang wajar dan bijaksana. sementara mereka yang tetap berpegang teguh pada ajaran islam dianggap lebay dan alay, sungguh suatu fenomena yang sangat - sangat memprihatinkan. ditambah lagi ke-egoisan, ketidakperdulian , kesewenangan sebagai ajaran yang harus, manusia sudah dibutakan oleh laparnya hawa nafsu , keinginan bahkan mengalahkan laparnya perut.

Kebuasan binatang adalah biasa, tetapi kebuasan manusia akan merusak dan mengobrak ‑abrik segala hal, oleh kebejatan moral manusia yang bahkan tidak segan segan untuk membantai sesamanya sendiri. Manusia yang satu menunjukkan kebuasan pada manusia yang lain, kerap luput dari cermatan karena orang terbuai dan menelan mentah begitu saja dengan ayat / kalimat yang sering kita baca dan dengar bahwa “manusia diciptakan baik adanya”.

Namun perlu diketahui bahwa dalam ayat lain dikatakan bahwa manusia lebih sesat dari binatang , Manusia, tak diciptakan baik adanya, jika manusia sudah baik adanya, maka tak perlu menjalani kehidupan, langsung saja masuk surga. Manusia, justru terlahir dengan kebaikan dan keburukan, sisi baik dan sisi jahat, termasuk kebuasan seperti halnya binatang, juga ketakutan akan berbagai hal yang dapat membuat manusia berpikir lebih dalam terhadap hidupnya.

Manusia lahir tak utuh karena terdiri dari berbagai hal dalam dirinya yang mesti mampu ia satukan. Perjalanan hidup manusia, adalah perjalanan penyatuan berbagai hal, bahkan yang bertentangan seperti kebaikan dan kejahatan, untuk mencapai suatu keutuhan diri. Kebuasan dan ketakutan ini, kerapkali justru ditolak atau dianggap tidak ada pada diri manusia. Padahal, dalam diri, saya, anda, kita semua, kebuasan dan ketakutan itu ada bersama berbagai karakter lain yang seringkali juga dilabel sebagai hal-hal baik seperti keinginan merawat, menolong, dan sejenisnya.

Siapakah kita? Dan dimanakah posisi kita dalam kehidupan yang berjalan dalam waktu ini? Dan apakah waktu itu? Tahun demi tahun berlalu, tanpa terasa apa yang beda dengan waktu sebelumnya? Tidaklah kita, jauh tinggi di atas awan dan atau menembus gunung dengan segala apa yang kita dapatkan dan kita lakukan demi untuk kepuasan dunia ini. lihatlah diseberang sana sosok-sosok yang jauh di bawah, mungkin seorang ibu yang mengemis demi menghidupi anaknya, mungkin seorang ayah yang tertatih-tatih mendorong gerobak sampah untuk menghidupi keluarganya, mungkin seorang anak yang tahu bahwa pendidikan yang dirindukannya terletak jauh di atas awang-awang sementara dia sendiri untuk mengisi perutnya pun tak lagi mampu. atau di bawah sana sesosok tubuh yang hanya mampu berharap uang logam 500-an? 

Adalah tanggung jawab kita bersama semua orang yang telah diberi anugrah untuk menyetarakan taraf hidup dalam kehidupan , menciptakan syurga dunia menuju perjalanan kehidupan yang abadi yakni syurga akherat. membela orang yang terdzalimi tidak harus dengan adu fisik, adu kekuatan dalam peperangan dan kekuasaan namun dengan menyatukan hati , membulatkan tekad , menjalin tali persaudaraan, dan bahu membahu dengan jalan yang di ridhai-Nya

Wallahu A'lam

1 comment:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    ReplyDelete