Gempa Bumi Menghancurkan Kota Tirus

Pada abat 64 sebelum masehi, Romawi menambahkan Libanon, Suriah bersama dengan negara tetangganya, dengan Kekaisaran Romawi. Libanon berkembang di bawah pemerintahan Romawi dan melihat sebuah ledakan dalam kegiatan ekonomi dan intelektual. Penduduk kota-kota besar seperti Tirus, Sidon Byblos dan semua diberikan kewarganegaraan Romawi. Kota-kota menjadi pusat tembikar dan produksi kaca serta untuk pembuatan zat warna ungu yang Fenisia telah begitu terkenal. Gudang diciptakan di pelabuhan pantai dalam rangka untuk menyimpan barang-barang impor dari tempat lain di Kekaisaran dan sejauh India. Perdagangan berkembang dan Lebanon menjadi eksportir utama dari Cedar, parfum dan anggur ke Roma serta buah dan gandum tumbuh di lembah-lembah subur pedalaman.


Kemakmuran ekonomi yang datang dengan pembentukan Libanon sebagai pusat utama perdagangan menyebabkan peningkatan dalam konstruksi dan pembangunan perkotaan. Sekolah hukum yang pertama yang pernah dibangun pada apa yang ada hari Beirut dan infrastruktur besar jalan beraspal dibangun di seluruh negeri untuk menghubungkan kota-kota besar dengan satu sama lain. Kuil Romawi dan monumen dibangun di seluruh Lebanon dan reruntuhan mereka menekankan pedesaan di hari ini dengan salah satu yang terbesar dapat ditemukan di Baalbek.

Setelah kematian Theodosius di 395AD, Kekaisaran Romawi dibagi menjadi dua: Bizantium (Timur) bagian dengan ibukotanya di Konstantinopel dan bagian Barat dengan Roma di pusatnya. Sebagai bagian dari Kekaisaran Bizantium, Lebanon terus berkembang dan mengembangkan untuk satu abad lebih lanjut sampai gempa bumi di abad ke-6 menghancurkan Beirut dan Baalbek kompleks candi, membunuh sampai 30.000 orang. Sekolah Hukum juga dihancurkan. Bencana alam ini, bersamaan dengan rusaknya masyarakat disana dimana begitu banyak korupsi dan kerusuhan agama yang lazim di Kekaisaran Bizantium pada waktu itu, menyebabkan kekacauan dan kebingungan dan melemahkan kekaisaran sehingga rentan terhadap invasi. 

Sejarah mengatakan bahwa Alam dan Manusia adalah satu (dalam artian saling berkaitan),  dimana ketika terjadi kerusakan moral dan spiritual pada kebanyakan manusia maka saat itulah alam akan menghancurkan mereka. Namun sebelum itu Sang Pencipta akan terlebih dahulu memberikan peringatan - demi peringatan, dengan tujuan agar manusia kembali kepada kebenaran yakni menggunakan hukum Allah. 

Namun demikian Sejak dahulu peringatan - peringatan itu tidaklah membuat mereka (kebanyakan manusia sadar) dan kembali kepada kebenaran , melainkan mereka semakin menempuh kesesatan. Sunnatullah yang telah banyak berlaku pada umat - umat terdahulu sebagaimana dijelaskan di dalam Al Quran , nampaknya tidaklah membuat kebanyakan manusia ingat, melainkan semakin mereka lari dari kebenaran. 

"Sesungguhnya dalam Al Quran ini Kami telah ulang-ulangi peringatan-peringatan, agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari dari kebenaran."


Al Israa' : 41

Sekali lagi ini membuktikan Al Quran Memang Benar........!!

Wallahu A'lam

No comments:

Post a Comment