Bagi Siapakah Aku Ini Menjadi Manusia , Bagi Siapakah Aku Ini seperti manusia , bagi siapakah aku dinilai manusiawi, Kalau mau jujur dalam kehidupan sehari-hari tidak mudah bersikap seperti Manusia. kita seringkali terjebak dalam sikap mental yang cenderung melakukan pemilahan dan pembedaan secara naif dan sempit. Menyikapi banyaknya penderitaan yang dialami oleh sesama kita, tak jarang justru menghindar dengan berbagai dalih, tak mau repot, tak mau ambil risiko, seringkali pula, sesama manusia diartikan dangkal, yaitu hanya yang dikenal, hanya yang sealiran, hanya yang sepaham, hanya yang menguntungkan. Bahkan tidak jarang mengucilkan dan menjatuhkan kelompok lain demi untuk kepentingan kelompoknya sendiri.
"Bermegah-megahan (harta, anak , pengikut) telah melalaikan kamu" 102 : 1
"Bermegah-megahan (harta, anak , pengikut) telah melalaikan kamu" 102 : 1
Parahnya lagi, seringkali kita menganggap diri lebih tinggi. Sehingga kita gagal menjadi sesama manusia bagi sesama kita. sesama manusia yang sesungguhnya bagi kita para korban dosa. Belas kasihan ditindaklanjuti dengan tindakan. Ia tidak hanya melihat dan berteriak, ‘Aduh kasihan’. Alangkah lengkap apabila yang di lakukan Sebagai sesama manusia bagi si korban, ialah menghadirkan hormat dan kasih , menolong dan membantu baik tenaga maupun harta jika mampu tanpa pamrih. mengorbankan waktu, tenaga dan harta. karena yang ditolongnya adalah sesama manusia.
Mengulurkan bantuan sebagai sahabat tanpa memandang ras, suku bangsa, agama dan bahasa. Tak mempersoalkan atribut atau embel-embel apapun yang melekat pada para korban. Mereka datang dari jauh karena memiliki belas kasihan. Lalu menempatkan diri sebagai sesama manusia yang siap sedia memberikan pertolongan.Sebagaimana sifat Allaah Ar Rahmaan yang maha pengasih / pemurah.
Pertolongan yang diberikan semata-mata berdasar belas kasihan yang muncul dari hati. Karena empati dan simpati, bukan supaya dipuji. meski tak mengenal sang korban, dan tidak repot mencari tahu apakah dia sesama orang dari suku , ras , golongan yang sama atau bukan. yang menjadi perhatiannya hanyalah satu , bahwa yang sedang tergeletak tak berdaya itu adalah sesama manusia yang sedang membutuhkan pertolongan, lalu menempatkan dirinya sebagai sesama manusia yang mengulurkan tangan.
"Bagi siapakah engkau menjadi manusia...?
No comments:
Post a Comment